Klasifikasi kelas kayu sangat erat kaitannya dengan kekuatan serta keawetan pada tiap-tiap kayu. Pemilihan dan pengolahan kayu juga erat kaitannya dengan kelas atau kategorinya. Untuk itu, sangat penting sekali untuk memahami seperti apa karakter khas dari kayu yang akan Anda gunakan nantinya.
Karakteristik 5 Jenis Kayu Kelas II dan Pemanfaatannya
Kelas atau kategori kayu dapat diklasifikasikan berdasarkan pada keawetan serta kekuatannya. Yang dimaksud dengan keawetan yaitu daya tahan kayu terhadap serangan jamur dan serangga atau faktor lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan kekuatan yaitu daya tahan kayu terhadap kekuatan mekanis dari sisi eksternal.
Berdasarkan penggolongan tersebut, kelas kayu dibagi menjadi 3, yaitu kayu kelas I, II dan III. Hal inilah yang menjadi faktor penting pemilihan jenis kayu yang akan digunakan terutama untuk kebutuhan konstruksi.
Pemilihan kayu yang kekuatan dan keawetannya sesuai adalah hal yang sangat penting. Meskipun nantinya akan berpengaruh secara langsung terhadap budget yang dikeluarakan. Karena kayu dengan kelas terbaik pasti akan dibanderol dengan harga yang cukup tinggi.
1. Sungkai
Sungkai berwarna cokelat muda dengan bagian pinggir yang warnanya lebih terang daripada bagian tengahnya. Hal itu membuat tampilan sungkai terlihat sangat unik. Tampilannya akan berbeda lagi saat kondisi kayu sudah kering. Saat kering, kayunya berwarna cenderung kekuningan.
Sungkai adalah jenis kayu yang kekuatannya masuk kategori kelas II, tepatnya masuk dalam kategori II-III. Untuk keawetannya, sungkai masuk dalam kelas III. Kayu sungkai memiliki kualitas yang cukup baik dengan harga yang lebih ekonomis dan terjangkau.
Banyak yang memanfaatkan sungkai sebagai alternatif pengganti kayu jati untuk membuat furniture maupun berbagai perabotan rumah tangga, contohnya seperti kursi, lemari baju, meja dan lain sebagainya. Hal itu karena kayu sungkai memiliki karakter yang kuat namun lebih ringan jika dibandingkan dengan jati.
Pohon sungkai dapat tumbuh di wilayah hutan sekunder dan dapat tumbuh pada jenis karakter tanah yang berbeda-beda. Pada umumnya, sungkai dapat tumbuh di tanah yang kandungan airnya cukup, sehingga pohon sungkai juga dapat tumbuh dan ditemukan di kawasan yang rendah.
Persebaran pertumbuhan pohon sungkai berada di sekitar Sumatera Selatan, Jawa Barat dan Kalimantan. Tinggi pohon sungkai mampu tumbuh sampai sekitar 30 meter dengan diameter mencapai 60 cm.
2. Kayu Sonokeling
Sonokeling adalah jenis kayu kelas II yang banyak tumbuh di Pulau Jawa. Tanaman dengan nama ilmiah Dalbergia latifolia Roxb ini adalah kelompok dari Fabaceae. Kayu sonokeling berwarna gelap merah dengan aksen kecokelatan yang sangat eksotis dan cocok digunakan bahan baku furniture.
Kayu sonokeling juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan alat musik, patung, material decking dan flooring, dan berbagai produk lainnya. Sonokeling dikenal dengan sebutan sonosungu di Jawa. Keawetan kayu sonokeling masuk kategori kelas I. Sementara kekuatan sonokeling masuk dalam kelas II.
Secara kualitas, sonokeling hampir memiliki karakter yang sama bahkan setara dengan level kayu jati. Tekstur sonokeling agak halus dengan serat yang bergelombang. Permukaan sonokeling tampak mengkilap dan licin jika disentuh. Pohon ini mampu tumbuh dengan kisaran ketinggian antara 20 hingga 40 meter. Diameter sonokeling dapat mencapai 1,5 meter.
Ada yang unik dari pertumbuhan sonokeling, yaitu kemampuannya untuk dipanen sampai dua kali sebelum akhirnya pohon ini berhenti tumbuh. Kualitas kayu sonokeling juga dipengaruhi kandungan getah alami yang melindunginya dari kerusakan akibat serangan serangga maupun jamur.
3. Meranti Merah
Ada 3 jenis kayu meranti yang biasanya diolah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ada meranti merah, meranti putih dan meranti kuning. Meranti merah adalah yang termasuk dalam jenis kayu kelas II dari kekuatannya.
Meranti merah merupakan kayu keras atau hardwood yang memiliki bobot beragam, dari ringan, sedang, hingga berat. Bobot yang cukup berat untuk kayu ini sekitar 0,3 hingga 0,86 dengan MC 15%. Jika dilihat dari kekuatannnya, meranti merah masuk dalam kelas kuat II-IV yang mampu bertahan hingga jangka waktu 15 tahun.
Ketahanan meranti merah masuk dalam kategori kelas III, yang mampu bertahan hingga kurang lebih 10 tahun. Meranti memiliki struktur yang cukup kuat dan juga keras sehingga tidak mudah rusak maupun lapuk, meski terkena rendaman air.
Ketahanannya terhadap serangan rayap juga cukup baik. Sehingga membuatnya digunakan sebagai bahan baku untuk konstruksi bangunan atau bahan pembuatan mebel.
4. Kayu Akasia
Aada kayu akasia yang merupakan pohon asal Afrika dan Australia. Persebaran jenis pohon ini ada di seluruh dunia dengan 1300 spesies. Spesies yang paling besar diperkirakan sekitar 960 di antaranya adalah jenis akasia Australia.
Pohon ini pertama kali masuk ke Indonesia melalui Kepulauan Maluku sekitar tahun 1970. Kini, persebaran terbanyaknya di Indonesia berada di Yogyakarta dan sekitarnya. Tanaman dengan nama ilmiah Acacia auriculiformis ini merupakan anggota dari kelompok famili Leguminosae.
Akasia mampu tumbuh hingga mencapai ketinggian sekitar 30 meter dengan batang yang bentuknya lurus dan bebas cabang. Akasia banyak diolah dan dimanfaatkan untuk pembuatan mebel maupun untuk kebutuhan lainnya.
Kayu akasia termasuk dalam jenis kayu kelas II yang multifungsi dan banyak dimanfaatkan. Ketersediaannya yang melimpah membuatnya mudah diperoleh sehingga pengolahannya juga dapat lebih mudah dilakukan.