Dulu, seni ukir Bali diterapkan pada kayu berkualitas tinggi untuk kebutuhan keagamaan dan kerajaan. Kini, berbagai produk ukiran bali dijual sebagai suvenir. Masalahnya, karena memanfaatkan kualitas kayu yang berbeda, ukir-ukiran cinderamata rentan mengalami kerusakan. Apa ya yang bisa dilakukan untuk mengatasi ini?
Pulau Dewata memang tak pernah mengecewakan kita. Bali menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang begitu terdepan di kancah internasional. Padahal, sejarah di Bali sebetulnya berdarah-darah. Selama beratus tahun, Bali menolak tunduk dengan Hindia Belanda. Dan sepertinya keteguhan itulah yang membuat rakyat Bali kini masih begitu mencintai budayanya.
Uniknya, karena kecintaan tersebut, sekarang Bali begitu populer. Berbondong-bondong wisatawan dari China, Australia, hingga Belanda antre mengunjungi pulau tersebut. Ya, Bali terkenal bukan hanya karena pantainya, tapi juga karena budayanya yang menarik.
Ukiran Bali yang Memesona
Produk-produk budaya dengan mudah ditemukan di sudut-sudut pulau dewata ini. Bila masyarakat kebanyakan menyukai bangunan modern, di Bali modernitas dipadukan dengan elemen tradisional. Misalnya saja ukirannya.
Seni ukir adalah suatu bentuk seni tersendiri yang dilakukan dengan membentuk suatu medium 3 dimensi sehingga menghasilkan bentuk yang unik. Tiap suku biasanya memiliki tradisi ukir yang berlainan dengan yang lain meski saling memengaruhi.
Bali pun memiliki ukiran yang khas. Dan ukir-ukiran ini kerap diterapkan pada bangunan, furniture, hingga produk kerajinan di pulau indah tersebut.
Ciri Khas Ukiran Bali
Bicara mengenai ukiran dari pulau dewata, kita tentu tak akan bosan dengan keindahan yang menjadi subjek obrolan. Tapi lebih dari itu, ada kekhasan tersendiri pada produk budaya tersebut. Di Bali, secara umum ukiran diterapkan pada material kayu, seperti jati, moja gaung, dan kayu cempaka yang wangi. Selain itu, kadang seni ukir juga dikerjakan di media batu padas. Yang terakhir disebut ini umumnya dilakukan dalam rangka pembuatan tempat suci umat Hindu.
Apabila dilihat dari bentuknya, ukiran dari Bali biasanya dicirikan dengan penggunaan motif daun, buah, dan bunga yang berbentuk cembung atau cekung. Kadang, juga ditemukan benangan melingkar yang berbentuk ikal di ujung ukiran.
Ukiran Bali di Era Modern
Di era modern seperti sekarang ini, ternyata berbagai produk ukir-ukiran pulau Dewata bisa diterapkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Mudah saja caranya. Masyarakat hanya perlu menerapkan keindahan ukiran tersebut dalam bentuk suvenir atau cinderamata. Misalnya dalam wujud:
- Gantungan kunci mini yang diukir
- Hiasan dinding
- Frame atau bingkai
- Jam tangan kayu yang diukir
- Vas bunga dan aneka jenis wadah lainnya
Penggunaan Kayu yang Lebih Murah
Secara tradisional, ukiran Bali diterapkan pada kayu yang punya kualitas khusus, misalnya jati yang indah, dan cempaka yang wangi. Namun untuk kebutuhan pembuatan suvenir, tentu saja hal itu tak bisa diterapkan lagi. Sebagai gantinya, untuk menekan budget produksi, pengrajin biasanya menggunakan kayu-kayu yang lebih murah.
Pemanfaatan kayu yang lebih murah akan membuat harga suvenir juga menjadi lebih murah sehingga turis-turis akan senang membelinya. Apalagi turis dari kaum muda dan backpacker yang biasanya memiliki dana lebih sedikit. Hanya saja, konsekuensi pembuatan suvenir dari kayu yang murah adalah sifatnya yang tidak tahan lama.
Apa ya yang mesti dilakukan untuk mengatasi masalah ini?
Awetkan Dulu Kayu dengan BioCide Insecticide
Konsekuensi penggunaan kayu yang murah sebagaimana disebut di atas memang bisa memungkinkan Anda menjual cinderamata yang lebihterjangkau. Para turis pun akan lebih tertarik membeli. Apalagi ketika Anda menyasar target turis muda di kalangan para backpacker.
Nah, untuk antisipasi kekurangan kayu murah yang kurang awet, Anda bisa menerapkan treatment pengawetan dulu. Treatment pengawetan dilakukan dengan meresapkan zat anti hama ke dalam kayu. Zat antihama yang digunakan beragam, salah satunya insektisida untuk mencegah serangan rayap, teter (kumbang bubuk), kutu, dan lain sebagainya.
Untuk kebutuhan ini, kami sarankan penggunaan BioCide Insecticide. Berbasis cypermethrin 100 EC, BioCide Insecticide akan membuat produk souvenir ukiran Bali Anda jadi sangat awet hingga puluhan tahun tanpa serangan rayap dan bubuk.
Cara aplikasinya pun sangat mudah karena hanya tinggal Anda oleskan saja dengan kuas. Atau, untuk aplikasi yang lebih baik, Anda bisa merendam kayu dalam larutan BioCide Insecticide selama beberapa saat.
Kelebihan-kelebihan BioCide Insecticide
BioCide Insecticide sering kami sarankan untuk pengawetan kayu furniture dan konstruksi bangunan. Tapi sebetulnya, insektisida ini juga merupakan salah satu yang terbaik untuk pengawet wooden craft. Malah, produk kami sudah dipercaya berbagai pelaku usaha wooden craft baik yang orientasinya pasar lokal ataupun pasar internasional.
Kenapa BioCide Insecticide dan bukan insektisida lainnya?
- Mampu memberikan perlindungan lama dan menyeluruh terhadap serangan berbagai hama dari rayap sampai kumbang bubuk
- Tidak menyebabkan karat
- Harga terjangkau
- Hemat
- Mudah digunakan
- Pelarut air sehingga lebih aman. BioCide Insecticide lebih aman dibanding insektisida lainnya yang dijual di pasaran
- Pengaplikasian yang sangat mudah
Mau Beli BioCide Insecticide? Begini Caranya
Ayo beli BioCide Insecticide sekarang juga! Insektisida ini sudah bisa dibeli secara online lho. Caranya amat mudah, Anda hanya perlu mengontak Customer Service kami saja. Prosedurnya: pengiriman data pemesanan, diskusi pemesanan, pembayaran, konfirmasi, lalu pengiriman barang. Selama proses ini, CS akan membantu Anda dengan ramah dan profesional. Kami juga akan turut memantau selama proses pengiriman dilakukan kurir.
Oh, ya, pembelian secara langsung juga bisa dilakukan lho. Pembelian secara langsung dapat dilakukan dengan mengunjungi kami di Bio Service Point yang berlokasi di Yogyakarta, Cirebon, serta juga Jepara. Membeli secara langsung akan memberikan keuntungan tersendiri sebab Anda bisa membeli produk woodworking kami lainnya.
Pada akhirnya, bisa kita simpulkan bahwa Bali adalah salah satu pulau yang begitu kaya akan budaya. Kekayaan budaya Bali tampak begitu vibrant bukan karena budaya suku lain kalah baik. Namun karena masyarakat Bali memiliki kecintaan tinggi terhadap tradisi dan budayanya. Alhasil, pulau dewata itu menjadi destinasi yang populer di seluruh dunia.
Salah satu contoh produk budaya Bali yang terkenal adalah ukirannya. Ukiran Bali banyakditerapkan pada bangunan sakral, gedung modern, sampai furniture. Ukiran Bali dicirikan dengan bentuk daun hingga buah yang cembung atau cekung dengan benangan melingkar panjang yang ujungnya ikal.
Kini, di era pariwisata modern, seni ukir Bali kerap diterapkan untuk membuat cinderamata. Namun untuk menekan cost, para pengrajin memanfaatkan kayu yang lebih murah. Cinderamata memang jadi lebih terjangkau, sayangnya produk tersebut jadi kurang awet. Untuk itulah, sebagai solusinya, kami sarankan penggunaan BioCide Insecticide. BioCide Insecticide bisa membuat kayu yang tadinya sama sekali tidak awet menjadi awet hingga puluhan tahun!