Dengan pengawetan yang baik menggunakan Obat Anti Rayap Kayu, furniture Jawa Tengah dapat bersaing di pasar internasional karena tingkat keawetannya tinggi. Industri furniture di Propinsi Jawa Tengah memiliki peranan yang penting bagi industri furniture nasional.
Hal ini dapat ditunjukkan dari kontribusi atas volume dan nilai ekspor nasional. Volume total ekspor furniture Indonesia tahun 2003 sebanyak 809.785 ton dengan nilai US$ 1.47 milyar, dari volume tersebut jumlah volume furniture berbahan baku kayu sebanyak 660.024 dengan nilai US$ 1.16 milyar. Industri furniture Propinsi Jawa Tengah khususnya sentra industri furniture Jepara diperkirakan menyumbang sekitar 60-70% dari nilai tersebut
Indutri furniture Jawa Tengah khususnya produk furniture yang berasal dari Jepara memiliki keunikankeunikan yang mengakar dari budaya tradisional yang sekaligus menjadi daya jual ke pasar ekspor, yaitu : (1) Motif design dengan karakteristik ukiran/patahan, (2) Kayu jati sebagai bahan baku utamanya. Selain Jepara sebagai sentra industri furniture di Propinsi Jawa Tengah dalam skala yang lebih kecil juga adalah di Sukoharjo, dan Semarang. Ketiga sentra industri furniture ini cenderung berdiri sendiri-sendiri atau kurang memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya.
Pertumbuhan furniture ukir Jepara untuk pasar ekspor mencapai puncaknya sekitar tahun 1997-2001. Dipicu oleh ketidakstabilan ekonomi saat itu yang mengakibatkan nilai rupiah terdepresiasi sampai nilai Rp. 18.000,- per Dolar Amerika (US $). Pada tahun 2000, jumlah ekspor produk furniture Jepara mencapai titik tertingginya yaitu sekitar 1400-1500 kontainer per bulan. Namun kejayaan produk-produk furniture Jepara rupanya tidak dapat dipertahankan terlalu lama.
Seiring dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat, terjadi pula pengurangan permintaan pasar terhadap furniture kayu Jepara. Pada akhir tahun 2001 jumlah rata-rata furniture yang diekspor oleh Sentra Industri Furniture Jepara telah turun kembali menjadi sekitar 400 kontainer per bulan. Jumlah itu adalah jumlah yang sama dengan jumlah ekspor sebelum terjadinya ledakan permintaan di tahun 1997, sehingga dapat dikatakan pada saat ini secara umum industri furniture Jepara telah kehilangan 50 % order produksinya. Tingginya permintaan ini tidak lepas dari olah finishing dan pengawetan yang maksimal. Khusus pengawetan daerah Jawa Tengah telah ada produsen yang membantu hasil pengawetan yang baik, menciptAkan pengawet kayu anti rayap yang dapat meningkatkan kualitas keawetan kayu.
Bahan Aktif Obat Anti Rayap Kayu Berkualitas Di Jawa Tengah
Bahan pengawet yang baik digunakan haruslah salah satu bahan pengawet paling aktif yang tersedia untuk melindungi dan mengawetkan kayu dari serangan rayap. Metode pengawetan yang digunakan bisa dengan rendaman dingin karena metode ini dirasa cukup sederhana untuk proses pengawetan kayu.
Biocide Insecticide adalah bahan pengawet yang ideal, dapat digunakan melalui berbagai metode dan selalu aktif. Biocide Insecticide merupakan produk pengawet kayu untuk mencegah serangan berbagai jenis serangga dan rayap dengan system kontak lambung. Produk dengan kemasan 130 gram ini efektif mengantisipasi serangan kumbang bubuk kayu, semut, kutu, nyamuk, rayap. Bahan aktif dari obat ini adalah Cypermethrine 100 EC. Produk tersebut dapat mengawetkan berbagai jenis kayu, rotan, bambu, natural fiber, dll.
Available Untuk berbagai metode Pengawetan
BioCide Insecticide dapat diaplikasikan dengan system spray, pipa injeksi, vakum tekan, hingga perendaman. Bahan pengawet kayu tersebut cocok digunakan oleh industri pengolahan kayu yang akan dikirim ke tempat lain maupun dijadikan bahan baku lainnya. Produk ini hadir dalam berbagai keunggulan. Salah satunya ialah memiliki spektrum organisme target luas. Bahan Obat Anti Rayap Kayu ini dapat dipesan melalui wa & sms di 082 167 600 693.