Industri furniture pallet atau kayu peti kemas punya tempat tersendiri untuk pasar ekspor. Tetapi, apa sajakah kunci kesuksesan untuk industri ini?
Unik! Satu kata ini barangkali menggambarkan tampilan mebel dari kayu pallet. Mebel dari kayu yang biasa kita lihat, umumnya memiliki papan lebar tanpa sekat. Warnanya juga cenderung mulus dengan tingkat kilau glossy. Di banyak toko mebel yang kita temukan di samping jalan, mebel glossy dengan warna kayu jati tua adalah primadona hampir semua orang. Kehadiran mebel pallet seolah menjadi antitesanya. Ia tidak glossy, ia terbuat dari papan, dan seringkali hadir dengan warna finishing tua dan lusuh. Uniknya, dengan visualnya yang seperti itu, mebel pallet justru punya tempat tersendiri. Ia indah dengan kekhasannya tersebut.
Bukan cuma indah, sebetulnya. Furniture pallet kayu juga mudah menembus pasar ekspor. Banyak pelaku usaha mebel yang telah mengalami ini. Salah satunya adalah kisah yang diangkat di website seperti Katadata.id. Sempat gagal dengan mebel konvensional, seorang pengusaha mebel justru untung besar ketika beralih pada mebel dari kayu peti kemas. Omsetnya pu tinggi. Jelas ini pencapaian yang luar biasa dan patut diberikan apresiasi.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Sejatinya, di luar pasar lokal Indonesia, penggemar mebel dari kayu pallet memang tidak sedikit. Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat sangat “welcome” dengan mebel pallet dan tampilan vintage yang bagi sebagian orang kita dianggap lusuh. Di Indonesia sendiri, sejatinya ada segmen khusus penyuka mebel dengan tampilan seperti ini. Memang tidak banyak, namun “ada” dan diprediksi akan besar seiring berjalannya waktu.
Menawan dengan Tantangan dalam Proses Produksinya
Keuntungan yang bisa diperoleh dari industri furniture pallet memang besar. Akan tetapi, tantangan yang harus dihadapi pelaku usaha mebel peti kemas pun juga besar dan tak bisa diremehkan. Misalnya terkait dengan bahannya. Sejatinya, kayu yang digunakan untuk industri ini adalah kayu pallet atau peti kemas bekas. Dan justru karena hal ini, mebel pallet dianggap sebagai mebel eco friendly dan mudah diterima pasa Eropa. Namun demikian, penggunaan kayu bekas dalam pembuatan mebel jelas tak seidal penggunaan kayu baru. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Dua di antaranya adalah masalah finishing dan keawetan kayu peti kemas itu sendiri.
Finishing
Yang dimaksud dengan kayu pallet atau peti kemas sejatinya bisa dibedakan menjadi dua jenis. Yang pertama adalah kayu jati Belanda (orang Jawa biasa menyebutnya sebagai kayu jati londo), dan yang kedua adalah kayu pinus. Di antara kedua kayu tersebut, aplikasi finishing agak tricky dilakukan. Apalagi kayu pinus. Pinus merupakan salah satu jenis kayu yang agak menyulitkan ketika akan difinish dengan finishing berwarna. Penggunaan kayu pinus untuk industri furniture pallet akan menghadapi masalah keseragaman warna pada satu kayu sampai antar produk. Oleh sebab itu, berbagai antisipasi dan kiat khusus harus dilakukan. Mislanya, memilih tipe finishing yang keindahannya tak terletak pada keseragaman warna, aplikasi finishing natural, hingga penggunaan dempul yang baik bila ingin dilakukan finishing solid color.
Keawetan Kayu
Tantangan kedua yang dihadapi industri furniture pallet terletak pada keawetan kayunya. Bila kita menilik pada sejarah, sejatinya kayu peti kemas akan dibuang setelah muatannya dibongkar. Kalaupun digunakan, kayu ini hanya akan dipakai sebagai kayu bahan bakar. Kayu seperti ini tidak diharapkan untuk bisa awet dalam waktu yang lama. Penggunaan pinus atau jati belanda sendiri dilakukan justru karena kayu ini murah, karena memang hanya akan digunakan sebagai peti kemas semata.
Ketika industri furniture pallet menggunakan bahan seperti ini, jelas mereka menghadapi persoalan kayu yang keawetannya rendah. Padahal, pada industri mebel, kayu yang awet adalah salah satu poin terpenting sebagai daya jual di masyarakat.
Lantas apa solusi yang bisa diambil? Sama seperti untuk persoalan finishing, antisipasi dan berbagai kiat jelas harus dilakukan. Toh siapa yang mau membeli mebel yang indah namun ternyata mudah rusak?
Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan treatment pengawetan kayu. Treatment pengawetan kayu adalah tahapan di mana kayu diberi zat pengawet agar tidak mudah rusak. Zat pengawetnya sendiri berupa anti hama, baik itu anti serangga, anti jamur ataupun anti lumut. Harapannya, ketika kayu sudah diberi zat anti hama, berbagai organisme pembusuk kayu tak akan menyerangnya. Sehingga mebel dari kayu tersebut akan jauh lebih awet digunakan.
Kunci kesuksesan treatment sendiri dipengaruhi berbagai faktor. Namun dua faktor inti yang berpengaruh adalah metode treatment yang diaplikasikan, dan obat yang digunakan. Untuk metodenya, teknik perendaman dan vakum tekan kami rekomendasikan pada Anda. Sedagkan untuk obat anti hamanya, kami rekomendasikan BioCide Insecticide sebagai insektisida atau anti serangga.
Gunakan BioCide Insecticide untuk Awetkan Furniture Kayu Pallet Anda
BioCide Insecticide pada dasarnya adalah obat anti hama berjenis insektisida racun syaraf. Insektisida ini didesain secara khusus sehingga cocok digunakan untuk treatment pengawetan kayu untuk mebel ataupun konstruksi bangunan. Zat aktif BioCide Insecticide akan meresap ke dalam kayu dan bertahan lama, sehingga kayu tidak akan diincar oleh serangga seperti rayap dan kumbang bubuk.
BioCide Insecticide menggunakan bahan aktif yang ampuh digunakan namun lebih aman dibanding bahan aktif insektisida yang lain. Termisida ini menggunakan cypermethrin 100 EC. Cypermethrin merupakan neurotoksin yang bisa bekerja dengan sangat cepat membunuh berbagai hama. Namun, bahan ini mudah terdegradasi di alam sehingga penggunaannya tidak akan membahayakan lingkungan, asalkan diterapkan sesuai rekomedasi pemakaian produk.
Kami juga menghadirkan insektisida ini untuk furniture pallet Anda dengan sifatnya sebagai obat dengan target hama luas. Jadi bukan hanya rayap dan kumbang bubuk saja yang tidak akan lagi mengancam mebel dari kayu peti kemas Anda. Berbagai hama lainnya juga dijamin tidak akan menyebabkan kerusakan pada mebel pallet tersebut.
Terkait dengan keamanan mebel tersebut saat digunakan, Anda hanya perlu memastikan bahwa Anda melapisi mebel dengan finishing yang tepat. Jadi, zat aktif BioCide tidak akan terekspos pada manusia. Dan kabar baiknya, toksisitas pada manusia hanya akan terjadi pada kondisi ekstrim saja.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa industri furniture kayu pallet bisa memberikan keuntungan besar. Didukung dengan kayu bekas yang eco friendly, industri ini menawarkan keindahan khas yang akan disukai pasar ekspor dan beberapa segmen pasar lokal. Jadi, jangan ragu untuk mencoba usaha mebel dengan mengandalkan produk ini. Hanya saja, dalam menjalankan usaha tersebut, ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah masalah keawetannya. Terkait perkara keawetan kayu peti kemas, kami rekomendasikan BioCide Insecticide sebagai kunci sukses usaha furniture pallet Anda.
Semoga bermanfaat!