Kayu gelam adalah salah satu kayu komersil yang sudah sangat banyak digunakan di Indonesia. Kayu ini mudah dikenali dengan diameternya yang kecil sehingga sering digunakan sebagai steger untuk konstruksi beton. Selain itu, kita juga kerap mendapati material ini dalam bentuk arang.
Memiliki nama lain kayu putih dan nama latin Melaleuca leucadendron L. dan Melaleuca cajuputi Powell, gelam berasal dari pohon dengan kulit batang berlapis-lapis. Tingginya sendiri bisa mencapai 10 hingga 20 meter. Sedangkan permukaan kulit seringkali terkelupas secara tidak beraturan. Ciri lainnya yang sangat khas terletak pada percabangan yang menggantung ke bawah. Daunnya tunggal, agak tebal, dengan letak berseling-seling. Sedangkan pangkalnya runcing dengan tepian rata.
Baca Juga : begini cara membuat kerajinan estetis dari ranting pohon
Karakteristik kayu putih sendiri ialah sebagai berikut:
Karakteristik Kayu Gelam
Warna
Batang tampak dengan aksen putih hingga putih keabu-abuan. Secara umum warna kayu cerah (muda).
Kelas Awet
Termasuk dalam kayu dengan kelas awet III. Artinya kayu ini kurang memiliki ketahanan yang baik terhadap hama, baik itu jamur maupun serangga. Treatment pengawetan akyu gelam sangat disarankan untuk meningkatkan kualitasnya.
Kelas Kuat
Tergolong kayu yang kuat sebab berada dalam kelas keawetan II.
Kemudahan Pengolahan
Sifat pengerjaan kayu sedang. Bisa dibilang pengolahan kayu ini memiliki tantangan tersendiri, namun tidak begitu sulit untuk diatasi.
Manfaat Kayu Gelam
Kayu putih termasuk kayu yang sudah banyak dimanfaatkan masyarakat Indonesia. Secara umum kayu ini digunakan sebagai bahan baku atau material konstruksi, lantai, material perahu dan kapal, tiang listrik, tiang jembatan, hingga untuk arang. Aspek kekuatan adalah yang menjadikan kayu putih digunakan pada berbagai keperluan tersebut meskipun dari tingkat keawetannya cenderung rendah.
Khusus untuk pemenuhannya dalam bidang perkapalan dan jembatan, penggunaan kayu putih diutamakan sebab memiliki sifat tahan air. Ketahanannya pada air dengan perendaman yang terjadi terus menerus juga akan membuat kayu kehilangan nutrisinya. Sehingga secara tidak langsung, kayu tidak akan lagi disukai dan diserang hama. Namun demikian treatment pengawetan masih sangat direkomendasikan untuk mengantisipasi sifat keawetannya yang memang rendah.