Ada dua cara pengeringan kayu, yakni metode kiln dry dan air dry. Seperti apa ya proses pengeringan kedua metode tersebut dan apa saja bedanya?
Proses pengolahan kayu dimulai sejak kayu ditebang dari pohonnya. Dari proses ini,dihasilkan kayu log atau kayu gelondongan yang masih memiliki bentuk alami, silinder. Setelah log dipotong-potong dihasilkan kayu gergajian atau sawn timber. Sawn timber biasanya akan diproses lebih lanjut (seperti diawetkan dan dikeringkan) baru kemudian dijual di pasaran.
Pada artikel sebelumnya, kami sudah membahas mengenai kayu gergajian. Nah, di artikel ini, kami akan membahas mengenai dua cara pengeringan kayu. Menurut proses pengeringannya, kayu bisa dibagi dua, yakni kayu seasoned dengan Moisture Content antara 10 hingga 15% dan kayu unseasoned dengan MC di atas 15%.
Lantas bagaimana ya proses dilakukannya pengeringan kayu?
Dua Cara Pengeringan Kayu
Proses pengeringan kayu adalah proses vital dalam industri woodworking. Pada hampir semua kebutuhan, kayu harus dikeringkan dulu. Namun memang, produsen kayu kadang menjual kayu yang sudah dikeringkan ataupun yang belum dikeringkan. Untuk proses pengeringannya sendiri, yang biasanya diterapkan adalah kiln dry. Selain itu, ada juga proses pengeringan air dry yang lebih sederhana.
Pengertian Kiln Dry
Kiln dry adalah cara pengeringan kayu yang memanfaatkan energy eksternal untuk mendorong supaya kelembaban kayu keluar sehingga MC menjadi rendah. Kayu-kayu gergajian biasanya disatukan dan ditempatkan pada suatu ruangan khusus. Di ruangan tersebut, udara disirkulasikan secara merata. Tapi tentu bukan sembarang udara yang disirkulasikan, melainkan udara yang sudah diatur kelembaban dan juga suhunya.
Perlu dipahami, bahwa tiap spesies kayu membutuhkan pengaturan suhu dan kelembaban yang berbeda-beda. Namun secara umum, prosesnya memakan waktu mulai dari 2 hari hingga 1 minggu.
Untuk ketebalan kayunya sendiri, sebetulnya proses ini tidak direkomendasikan untuk kayu dengan tebal lebih dari 45 mm. Namun untuk kayu lunak (softwood) kadang kiln dry masih optimum diaplikasikan dengan ketebalan 70 mm. Nah, untuk kayu-kayu lunak seperti ini, proses pengeringan juga biasanya berjalan lebih cepat. Hal ini disebabkan karena pada umumnya, kayu softwood memiliki densitas kayu yang lebih rendah dibanding hardwood (kayu keras). Contoh softwood adalah kayu pinus dan beberapa jenis cedar.
Air Drying
Cara pengeringan kayu yang kedua adalah pengeringan dengan air drying atau pengeringan lewat udara. Proses pengeringan ini sebetulnya bisa dikategorikan sebagai proses pengeringan tradisional. Caranya sekadar menempatkan kayu denga jeda yang teratur, kemudian membiarkan udara atmosfer mengeringkan kayu-kayu tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, proses air drying telah dimodifikasi sehingga lebih cepat dan tidak terlalu memakan banyak waktu.
Selain menggunakan air, kadang para pekerja juga menempatkan beban di atas kayu. Ini dilakukan supaya tidak terjadi pelengkungan selama proses pengeringan. Melengkung? Ya, sebab di bagian ujung kayu, umumnya proses pengeringan terjadi lebih cepat. Sehingga bila tidak hati-hati, maka kayu akan mengalami pelengkungan. Untuk mengatasi ini, kadang bahkan ujung kayu diikat atau malah dicat supaya kehilangan kelembaban biasanya berjalan lebih lambat.
Pengeringan kayu secara air dry (lewat udara) ini memiliki kelebihan karena tidak membutuhkan supply energy seperti pada kiln dry. Namun demikian, proses pengeringan ini juga memiliki beberapa kekurangan. Misalnya, potensi kebakaran dan prosesnya yang memang lebih lama dibanding proses pengeringan dengan metode kiln.
Hasil dari proses pengeringan ini adalah kayu dengan MC 20 hingga 25%. Itupun, prosesnya bisa makan waktu dari 6 hingga 9 bulan.
Perbedaan Dua Cara Pengeringan Kayu
- Pengeringan kiln lebih cepat dari pengeringan lewat udara atau air dry. Kiln dry membutuhkan waktu dalam rentang harian sedangkan air drying membutuhkan waktu hingga bulanan.
- Hasil pengeringan lebih baik pada kiln dry dibanding pada air dry.
- Air dry adalah proses pengeringan tradisional, sedangkan kiln lebih modern.
- Dibutuhkan supply energi eksternal pada kiln dry sedangkan pada air dry tidak.
- Potensi dampak negative pada air dry adalah terjadinya kebakaran
Namun tentu saja kedua cara pengeringan kayu ini juga memiliki kesamaan. Di antaranya, lama proses pengeringan kedua metode dipengaruhi oleh spesies kayu yang dikeringkan, ketebalan kayunya, dan kondisi udara yang dipakai untuk mengeringkan kayu.
Kayu Kering Saja Tak Cukup, Jangan Lupa Awetkan Kayu!
Pengeringan kayu secara umum dilakukan dengan tujuan untuk mempersiapkan kayu dalam proses pengolahan lebih lanjut sampai menghindarkan kayu dari serangan hama. Ya, hama! Sebab kayu yang basah sangat rentan terhadap serangan berbagai jenis hama mulai dari jamur, rayap, kutu, teter, kumbang bubuk, dan lain sebagainya. Bila dibiarkan, hama akan membusukkan kayu sehingga terjadi kerugian baik di pihak produsen, distributor, ataupun konsumen kayu.
Tapi ingat, masalah hama ini tidak bisa sekadar diatasi hanya dengan pengeringan saja. Lebih dari itu, proses perlindungan kayu dari serangan hama wajib dilakukan dengan aplikasi treatment pengawetan. Treatment pengawetan adalah segala usaha untuk membuat kayu menjadi awet. Treatment pengawetan dilakukan dengan cara meresapkan obat pengawet berupa insektisida atau fungisida ke dalam kayu. Kualitas hasil pengawetan sangat tergantung obat pengawet yang digunakan ini. Dan untuk kebutuhan tersebut, kami rekomendasikan Anda BioCide Insecticide.
BioCide Insecticide adalah insektisida kayu dengan bahan aktif cypermethrin 100 EC. Produk ini juga merupakan water based pesticide yang memiliki banyak keunggulan. Tak mengherankan, BioCide sudah lama diandalkan banyak pelaku usaha mulai dari pelaku usaha furniture, kerajinan, sampai bangunan.
Apa Saja Keunggulan BioCide Insecticide?
Sebagai obat pengawet yang kami sarankan, tentu ada alasannya kenapa BioCide Insecticide ini unggul dibanding insektisida lainnya. Tahukah Anda bahwa:
- Di pasaran tersedia pengawet bagus namun sangat merusak lingkungan?
- Di pasaran terdapat pengawet oil based bagus tapi membuat kayu tidak bisa dicat?
- Di pasaran terdapat pengawet yang bagus, tapi harganya terlalu mahal dibanding kualitas yang ditawarkannya?
BioCide Insecticide tidak sama seperti banyak pengawetan yang kami sebut pada ketiga poin di atas. Produk ini hadir dengan kualitas lengkap, yakni:
- Hasil pengawetan yang benar-benar baik, mampu melindungi dari berbagai hama serangga, tahan lama, dan awet
- Tidak menyebabkan kerusakan alam dan ekosistem. Produk ini diformulasikan dengan standar modern sehingga didesain aman untuk digunakan.
- Harga terjangkau dan penggunaannya juga sangat hemat.
- Tidak membuat kayu sulit dicat sebagaimana pada pengawet oil based
- Sudah terpercaya dan diandalkan banyak pelaku usaha pengolahan kayu
Nah, itulah yang bisa kami sampaikan mengenai dua cara pengeringan kayu ini. Semoga bermanfaat ya. Jangan lupa untuk selalu update dengan berbagai informasi menarik lainnya yang masih akan kami terus bagikan di situs ini.